Sejarah Desa Tanggul (versi terbaru)
Pada zaman dahulu ada dua orang putri keturunan dari kerajaan Majapahit yang melarikan diri saat ada perang di majapahit yaitu bernama Resiyah dan Seliyah. Mereka berdua berlari terus menerus hingga berada pada suatu tempat yang berupa rawa semua, namun rawa tersebut di kelilingi oleh sungai-sungai. Di tempat inilah mereka bersembunyi dari kawanan- kawanan yang mencari mereka. Seliyah dan Resiyah merupakan dua anak bersaudara yang berdarah biru (seorang bangsawan), mereka merawat dan menjaga tempat itu hingga akhirnya mereka memberikan sebuah nama Tanggul karena ada banyak sungai yang mengelilingi tempat tersebut. Tidak lama dari peristiwa itu mereka masing-masing menemukan seorang pendamping hidup. Namun pendamping hidup mereka tidak keturunan bangsawan melainkan rakyat jelata. Suami mereka masing-masing belum ada yang tahu namanya. Karena mereka telah memiliki suami masing-masing akhirnya mereka membagi wilayah bagian Timur di tempati oleh Seliyah bersama suami serta keturunanya sedangkan sebelah barat di tempati oleh Resiyah bersama suami serta keturunannya.
Di desa Tanggul sekarang ini yang terkenal adalah nama Buyut Resiyah dan Seliyah karena warga desa menganggap bahwa mereka adalah pasangan suami istri namun setelah di telusuri sejarahnya di temukan bahwa Buyut Resiyah Seliyah bukan Suami Istri melainkan adik dan kakak. Resiyah itu sendiri adalah wanita yang sering menuntut ilmu dan kaya akan ilmu atau bisa jadi dia disebut sebagai seorang dukun dan makam buyut Resiyah bersama suaminya ini berada di sebelah Barat daya desa Tanggul. Sedangkan Seliyah adalah wanita pejabat atau seorang bangsawan di desa Tanggul dan makam beliau bersama suaminya berada di dalam desa Tanggul. Untuk menghormati jasa-jasa mereka yang telah merawat dan menjaga desa Tanggul ini, warga desa Tanggul merawat makam- makam mereka yang ada di dalam desa maupun di bagian barat daya desa Tanggul. Dan setiap 17 Muharram diadakan do'a bersama oleh warga desa Tanggul maupun para anak Madrasah di desa Tanggul untuk mengenang jasa SIMBAH BUYUT RESIYAH DAN SELIYAH.